Mampu membaca kitab gundul, kitab berbahasa Arab dengan huruf-huruf tanpa harakat, terbilang mudah. Apalagi yang sering membaca kitab suci al Quran dan menghafalnya, atau sering membaca hadits-hadits Nabi -shollallahu 'alaihi wasallam- dan menghafalnya. Percaya atau tidak, mari kita buktikan sekarang. Silahkan baca tulisan arab gundul dibawah ini :
Bagaimana? mudah bukan?
Pasti sangatlah mudah, kenapa? Jawabannya sudah disebutkan diatas, yaitu karena kita sudah terbiasa membacanya bahkan 17 kali dalam sehari semalam, dan bahkan bukan hanya membaca, kita juga sudah menghafalkannya.
Berdasarkan pengalaman diatas, maka sebenarnya tidak perlu butuh banyak teori agar bisa membaca kitab kuning, yang paling penting adalah banyak berlatih. Setiap kaidah dan teori yang kita dapatkan segera dipraktekkan. Buka al Qur'an, buka kitab-kitab hadits atau kitab-kitab para ulama, baca sedikit demi sedikit sesuai dengan kaidah-kaidah yang telah dipelajari. Ibaratnya orang mau pandai berenang, maka tidak perlu terlalu banyak teori di daratan, segera terjun ke kolam, praktekkan teori yang telah didapatkan.
Pada dasarnya membaca kitab gundul, butuh dua ilmu penting yaitu Nahwu dan Shorof. Dua ilmu ini layaknya suami istri yang sulit dipisahkan jika kita ingin mahir membaca kitab gundul. Namun sekali lagi, bagi yang sudah pernah belajar dan mengetahui bab-bab dalam dua ilmu ini, segera pratekkan jangan biarkan ilmunya mengendap dan akhirnya hilang entah kemana. Bukankah rugi...?, sudah capek-capek belajar, menghabiskan waktu dan tenaga serta pikiran namun akhirnya apa yang diharapkan tidak kesampaian.
Apa yang disebutkan diatas baru terkait dengan membaca tulisan arab gundul, belum terkait dengan menerjemahkannya ke dalam bahasa Indonesia. Sekarang, silahkan terjemahkan teks Arab dibawah ini :
Bagi yang bisa menerjemahkannya secara lisan, maka pujilah Allah -subhanahu wata'ala-, kemudian lanjutkan dalam bentuk tulisan, atau tuliskan arti dari teks Arab tersebut diatas di dalam buku catatan! Bagaimana rasanya menerjemahkan langsung secara lisan dan menuangkannya dalam tulisan? Sepintas menerjemahkan langsung secara lisan itu cukup mudah, berbeda halnya ketika menuangkan terjemahan tersebut dalam tulisan, butuh energi ekstra.
Sesuai dengan judul diatas "Agar Mahir Menerjemah Kitab Gundul", banyak hal yang mesti diperhatikan. Bukan hanya sekedar menerjemah dan memilih kata yang paling tepat namun butuh keterampilan dalam menempatkan tanda baca. Meski demikian, menerjemah dari teks Arab ke teks Indonesia, tidak sesulit yang kita bayangkan. Buktinya diantara pembaca pasti ada yang bisa menerjemahkan teks Arab diatas dengan baik dan benar. Kenapa bisa? Jawabannya juga sudah disinggung diatas, yaitu karena sudah terbiasa mendengar, membaca dan bahkan telah hafal potongan ayat diatas beserta terjemahannya.
Berikut beberapa tips sederhana agar bisa lihai menuangkan terjemahan Arab Indonesia dalam tulisan :
Pertama : Kuasai dasar-dasar Nahwu dan Shorof serta ilmu Balaghah
Berbeda ketika ingin mampu membaca literasi Arab dengan baik, yang dibutuhkan adalah Nahwu dan Shorof, lain halnya jika ingin menerjemah dengan baik maka butuh sedikit polesan ilmu balaghah. Dengan menguasai ilmu Nahwu, Shorof dan Balaghah kita bisa lebih memahami makna-makna yang tersirat dalam sebuah kata atau dalam satu kalimat, bukan hanya sekedar arti kata perkatanya. Namun demikian, jika kita belum pernah belajar balaghah bukan berarti tidak bisa menerjemah dengan baik dan benar apalagi kalau ilmu nahwu dan shorof sudah sampai pada tingkat mahir. Sebab dalam kitab-kitab ilmu Nahwu dan Shorof juga terkadang dijelaskan rahasia makna dibalik sebuah kata atau makna yang tersirat dalam susunan sebuah kalimat.
Oleh karena itu mulailah mempelajari kitab Nahwu dan Shorof, meski paling dasar sekalipun. Dengan menguasai sedikit demi sedikit kedua ilmu ini, kita akan mampu menentukan pola dasar sebuah kalimat, hingga mudah untuk diterjemahkan. Sebagaimana dalam bahasa Indonesia, ada subyek, predikat dan keterangan, maka demikian pula dalam bahasa Arab, jadi mesti mengetahui posisi dasar sebuah kata dalam kalimat, agar susunan terjemahannya menjadi baik dan benar. Semua itu didapatkan dalam ilmu Nahwu. Lain halnya dengan ilmu Shorof, dengan ilmu ini kita bisa mengetahui bentuk kata dan makna yang terkandung didalamnya. Jadi dengan dua ilmu ini, sudah menjadi modal besar untuk bisa menerjemah dengan baik.
Tertarik belajar ilmu nahwu dan shorof untuk pemula, baca selengkapnya disini :
Kedua : Miliki Perbendaharaan Kosakata dan seluruh kemungkinan artinya dalam bahasa Indonesia
Untuk menguasai tips yang kedua ini, masing-masing orang berbeda. Berikut ini beberapa metode yang biasa dilakukan oleh pembelajar bahasa Arab untuk menghafal kosakata bahasa Arab.
Menghafal Kosakata. Ada orang yang sengaja menghafal 10 kosakata dan artinya setiap hari. Berapapun targetnya, yang paling penting adalah keberlanjutannya, jangan sampai terputus ditengah jalan. Jadi usahakan targetnya sesuai dengan kemampuan agar tidak terlalu menguras energi yang bisa membuat lemah dan akhirnya berhenti tengah jalan.
Menghafal kalimat sempurna. Ada juga orang yang sengaja menghafal satu kalimat secara sempurna dalam sehari. Cara ini bisa dipadukan dengan cara yang pertama diatas, yaitu dengan menentukan kosakata apa yang ingin dihafal, lalu masukkan dalam sebuah kalimat, itulah yang menjadi materi hafalan setiap hari. Satu kosakata dan satu contoh penggunaannya dalam sebuah kalimat.
Menghafal Percakapan. Ada juga orang yang targetnya adalah menghafal percakapan. Cara ini semakin mudah dilakoni jika ada teman dalam menghafal, sehingga percakapan yang dihafalkan bisa langsung dipraktekkan bersama dengan pasangan tersebut.
Menghafal terjemahan. Caranya dengan melihat teks arabnya lalu berusaha menghafal artinya dalam bahasa Indonesia. Cara ini bisa menggunakan al Quran terjemah lafdziyah atau kitab hadits terjemahan. Hafalkan ayatnya dan terjemahannya atau hafalkan haditsnya beserta terjemahannya. Targetkan dalam sehari satu halaman, atau satu hari satu hadits dan terjemahannya.
Membaca berulang kali. Metode ini cocok bagi orang yang malas menghafal, karena caranya sangat mudah, hanya dengan membaca al Quran terjemah lafdziyah atau kitab hadits terjemahan dengan target tertentu dalam sehari. Misalnya meluangkan waktu setiap selesai sholat subuh sampai terbit matahari, atau antara maghrib dan isya untuk membaca. Cara lainnya adalah membaca kosakata bisa dengan bantuan kamus, misalnya 500 kosakata dalam sehari, insya Allah pasti ada yang tertinggal di dalam benak, meskipun kita tidak sengaja menghafalnya. Kalau kita targetkan membaca 500 kosakata dalam sehari lalu yang terhafal tanpa sengaja 10 kosakata, itu artinya kita sama seperti orang yang sengaja menghafal 10 kosakata dalam sehari.
itulah beberapa cara dan metode untuk memperbanyak perbendaharaan kosakata, dan sebenarnya masih banyak lagi cara dan metode yang lain, yang sekiranya mau disebutkan satu demi satu, bisa-bisa sebanding satu artikel.
Targetkan menghafal sekitar 3.000 kosakata, karena menurut penelitian untuk menguasa bahasa Arab dibutuhkan sekitar 3.000 mufradat. Perlu diperhatikan, meskipun kita telah menghafal ribuan kosakata sebaiknya tetap sering membuka-buka kamus, baik kamus Arab-Indonesia atau kamus Arab-Arab untuk melihat beragam makna yang terkandung dalam sebuah kata.
Ketiga : Latihan Rutin Setiap Hari
Ini tips yang ketiga, yang merupakan tips utama. Sebagaimana telah disinggung pada pendahuluan diatas, bahwa yang paling penting adalah berlatih, berapapun ilmu yang telah kita pelajari. Sebab dengan terus berlatih, itu akan semakin menambah kelihaian dan membuat kita terbiasa dalam menyusun terjemahan menjadi lebih baik. Mulailah berlatih, apalagi setelah menguasai tips yang pertama dan kedua diatas. Ilmu Nahwu dan Shorof sudah dikuasai, kosakata sudah banyak yang dihafalkan, saatnya tuangkan dalam bentuk tulisan. Berikut ini beberapa hal yang hendaknya diperhatikan agar latihannya menyenangkan.
Keempat : Berbagi Faidah
Sebenarnya sudah lebih dari cukup untuk menjadi penerjemah yang handal dengan menerapkan tiga tips diatas, yang ringkasnya :
Dengan berbagi kita bisa mendapatkan berbagai macam respon dari pembaca, mulai dari like ataupun komentar. Baik komentar yang berisi doa dan pujian atau komentar yang berisi kritikan dan perbaikan terhadap hasil terjemahan kita. Semua itu menjadi motivasi untuk menjadi lebih baik lagi, dan menjadi cambuk untuk terus belajar memperbaiki hasil translate yang kita sebarkan.
Untuk itu gunakan segala media sosial yang ada untuk berbagi faidah. Usahakan mengirim kiriman yang berbeda di setiap media sosial tersebut, agar pengunjung, followers dan likers tidak lari dan mencukupkan diri untuk mengikuti dan membaca hasil terjemahan anda di salah satu media saja. Berbagi faidah dari kantong sendiri memang lebih sulit dibanding membagikan faidah kiriman orang lain, apalagi jika ingin berbagi di tiga atau empat media yang kita punya dengan postingan dan kiriman yang berbeda. Akan tetapi faidah yang kita dapatkan-pun lebih besar, bahkan bisa saja lebih besar dibanding kesulitan yang kita rasakan saat berbagi.
Kelima : Kajian Kitab
Ikuti majelis dan taklim rutin yang membahas kitab-kitab para ulama yang berbahasa Arab. Usahakan pegang kitabnya dan simak dengan baik cara membaca dan menerjemahkan asatidz yang mengisi kajian tersebut. Kenapa ini masuk dalam tips yang kelima? apa hubungannya dengan pembahasan kita "agar mahir menerjemah kitab gundul"?. Tentu saja ada hubungannya, dan tips ini cukup membantu bagi kita untuk belajar menerjemah. Perhatikan caranya dengan seksama agar tips ini bisa membuahkan hasil dengan maksimal.
PENUTUP
Meski tulisan ini tanpa pembukaan namun tidak ada salahnya kalau kita akhiri dengan PENUTUP. Itulah "lima tips agar mahir menerjemahkan kitab gundul". Jika ada diantara pembaca yang mau menambahkan, silahkan isi kolom komentar dibawah. Perlu pembaca ketahui bahwa lima tips diatas merupakan pengalaman pribadi penulis yang sampai postingan ini diterbitkan belum pernah menerjemahkan "dalam bentuk tulisan" satu kitab gundulpun, jadi jika ada yang keliru dan kurang tepat itu murni dari kurangnya ilmu dan pengalaman yang dimiliki.
Penulis : Zainal M, ST [Admin : @assunnahselayar]
🌐 Join | Like & Share @assunnahselayar :
Telegram https://t.me/assunnahselayar
Facebook https://www.facebook.com/assunnahselayar/
WA https://chat.whatsapp.com/7O7iSuTTJ7i0cOwIrKocjK
بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله رب العالمين
الرحمن الرحيم
مالك يوم الدين
إياك نعبد وإياك نستعين
اهدنا الصراط المستقيم
صراط الذين أنعمت عليهم
غير المغضوب عليهم ولا الضالين
الحمد لله رب العالمين
الرحمن الرحيم
مالك يوم الدين
إياك نعبد وإياك نستعين
اهدنا الصراط المستقيم
صراط الذين أنعمت عليهم
غير المغضوب عليهم ولا الضالين
Bagaimana? mudah bukan?
Pasti sangatlah mudah, kenapa? Jawabannya sudah disebutkan diatas, yaitu karena kita sudah terbiasa membacanya bahkan 17 kali dalam sehari semalam, dan bahkan bukan hanya membaca, kita juga sudah menghafalkannya.
Berdasarkan pengalaman diatas, maka sebenarnya tidak perlu butuh banyak teori agar bisa membaca kitab kuning, yang paling penting adalah banyak berlatih. Setiap kaidah dan teori yang kita dapatkan segera dipraktekkan. Buka al Qur'an, buka kitab-kitab hadits atau kitab-kitab para ulama, baca sedikit demi sedikit sesuai dengan kaidah-kaidah yang telah dipelajari. Ibaratnya orang mau pandai berenang, maka tidak perlu terlalu banyak teori di daratan, segera terjun ke kolam, praktekkan teori yang telah didapatkan.
Pada dasarnya membaca kitab gundul, butuh dua ilmu penting yaitu Nahwu dan Shorof. Dua ilmu ini layaknya suami istri yang sulit dipisahkan jika kita ingin mahir membaca kitab gundul. Namun sekali lagi, bagi yang sudah pernah belajar dan mengetahui bab-bab dalam dua ilmu ini, segera pratekkan jangan biarkan ilmunya mengendap dan akhirnya hilang entah kemana. Bukankah rugi...?, sudah capek-capek belajar, menghabiskan waktu dan tenaga serta pikiran namun akhirnya apa yang diharapkan tidak kesampaian.
Apa yang disebutkan diatas baru terkait dengan membaca tulisan arab gundul, belum terkait dengan menerjemahkannya ke dalam bahasa Indonesia. Sekarang, silahkan terjemahkan teks Arab dibawah ini :
لا يكلف الله نفسا إلا وسعها
Bagi yang bisa menerjemahkannya secara lisan, maka pujilah Allah -subhanahu wata'ala-, kemudian lanjutkan dalam bentuk tulisan, atau tuliskan arti dari teks Arab tersebut diatas di dalam buku catatan! Bagaimana rasanya menerjemahkan langsung secara lisan dan menuangkannya dalam tulisan? Sepintas menerjemahkan langsung secara lisan itu cukup mudah, berbeda halnya ketika menuangkan terjemahan tersebut dalam tulisan, butuh energi ekstra.
Sesuai dengan judul diatas "Agar Mahir Menerjemah Kitab Gundul", banyak hal yang mesti diperhatikan. Bukan hanya sekedar menerjemah dan memilih kata yang paling tepat namun butuh keterampilan dalam menempatkan tanda baca. Meski demikian, menerjemah dari teks Arab ke teks Indonesia, tidak sesulit yang kita bayangkan. Buktinya diantara pembaca pasti ada yang bisa menerjemahkan teks Arab diatas dengan baik dan benar. Kenapa bisa? Jawabannya juga sudah disinggung diatas, yaitu karena sudah terbiasa mendengar, membaca dan bahkan telah hafal potongan ayat diatas beserta terjemahannya.
Tips Agar Mahir Menerjemah Kitab Gundul |
Berikut beberapa tips sederhana agar bisa lihai menuangkan terjemahan Arab Indonesia dalam tulisan :
Pertama : Kuasai dasar-dasar Nahwu dan Shorof serta ilmu Balaghah
Berbeda ketika ingin mampu membaca literasi Arab dengan baik, yang dibutuhkan adalah Nahwu dan Shorof, lain halnya jika ingin menerjemah dengan baik maka butuh sedikit polesan ilmu balaghah. Dengan menguasai ilmu Nahwu, Shorof dan Balaghah kita bisa lebih memahami makna-makna yang tersirat dalam sebuah kata atau dalam satu kalimat, bukan hanya sekedar arti kata perkatanya. Namun demikian, jika kita belum pernah belajar balaghah bukan berarti tidak bisa menerjemah dengan baik dan benar apalagi kalau ilmu nahwu dan shorof sudah sampai pada tingkat mahir. Sebab dalam kitab-kitab ilmu Nahwu dan Shorof juga terkadang dijelaskan rahasia makna dibalik sebuah kata atau makna yang tersirat dalam susunan sebuah kalimat.
Oleh karena itu mulailah mempelajari kitab Nahwu dan Shorof, meski paling dasar sekalipun. Dengan menguasai sedikit demi sedikit kedua ilmu ini, kita akan mampu menentukan pola dasar sebuah kalimat, hingga mudah untuk diterjemahkan. Sebagaimana dalam bahasa Indonesia, ada subyek, predikat dan keterangan, maka demikian pula dalam bahasa Arab, jadi mesti mengetahui posisi dasar sebuah kata dalam kalimat, agar susunan terjemahannya menjadi baik dan benar. Semua itu didapatkan dalam ilmu Nahwu. Lain halnya dengan ilmu Shorof, dengan ilmu ini kita bisa mengetahui bentuk kata dan makna yang terkandung didalamnya. Jadi dengan dua ilmu ini, sudah menjadi modal besar untuk bisa menerjemah dengan baik.
Tertarik belajar ilmu nahwu dan shorof untuk pemula, baca selengkapnya disini :
Kedua : Miliki Perbendaharaan Kosakata dan seluruh kemungkinan artinya dalam bahasa Indonesia
Untuk menguasai tips yang kedua ini, masing-masing orang berbeda. Berikut ini beberapa metode yang biasa dilakukan oleh pembelajar bahasa Arab untuk menghafal kosakata bahasa Arab.
Menghafal Kosakata. Ada orang yang sengaja menghafal 10 kosakata dan artinya setiap hari. Berapapun targetnya, yang paling penting adalah keberlanjutannya, jangan sampai terputus ditengah jalan. Jadi usahakan targetnya sesuai dengan kemampuan agar tidak terlalu menguras energi yang bisa membuat lemah dan akhirnya berhenti tengah jalan.
Menghafal kalimat sempurna. Ada juga orang yang sengaja menghafal satu kalimat secara sempurna dalam sehari. Cara ini bisa dipadukan dengan cara yang pertama diatas, yaitu dengan menentukan kosakata apa yang ingin dihafal, lalu masukkan dalam sebuah kalimat, itulah yang menjadi materi hafalan setiap hari. Satu kosakata dan satu contoh penggunaannya dalam sebuah kalimat.
Menghafal Percakapan. Ada juga orang yang targetnya adalah menghafal percakapan. Cara ini semakin mudah dilakoni jika ada teman dalam menghafal, sehingga percakapan yang dihafalkan bisa langsung dipraktekkan bersama dengan pasangan tersebut.
Menghafal terjemahan. Caranya dengan melihat teks arabnya lalu berusaha menghafal artinya dalam bahasa Indonesia. Cara ini bisa menggunakan al Quran terjemah lafdziyah atau kitab hadits terjemahan. Hafalkan ayatnya dan terjemahannya atau hafalkan haditsnya beserta terjemahannya. Targetkan dalam sehari satu halaman, atau satu hari satu hadits dan terjemahannya.
Membaca berulang kali. Metode ini cocok bagi orang yang malas menghafal, karena caranya sangat mudah, hanya dengan membaca al Quran terjemah lafdziyah atau kitab hadits terjemahan dengan target tertentu dalam sehari. Misalnya meluangkan waktu setiap selesai sholat subuh sampai terbit matahari, atau antara maghrib dan isya untuk membaca. Cara lainnya adalah membaca kosakata bisa dengan bantuan kamus, misalnya 500 kosakata dalam sehari, insya Allah pasti ada yang tertinggal di dalam benak, meskipun kita tidak sengaja menghafalnya. Kalau kita targetkan membaca 500 kosakata dalam sehari lalu yang terhafal tanpa sengaja 10 kosakata, itu artinya kita sama seperti orang yang sengaja menghafal 10 kosakata dalam sehari.
itulah beberapa cara dan metode untuk memperbanyak perbendaharaan kosakata, dan sebenarnya masih banyak lagi cara dan metode yang lain, yang sekiranya mau disebutkan satu demi satu, bisa-bisa sebanding satu artikel.
Targetkan menghafal sekitar 3.000 kosakata, karena menurut penelitian untuk menguasa bahasa Arab dibutuhkan sekitar 3.000 mufradat. Perlu diperhatikan, meskipun kita telah menghafal ribuan kosakata sebaiknya tetap sering membuka-buka kamus, baik kamus Arab-Indonesia atau kamus Arab-Arab untuk melihat beragam makna yang terkandung dalam sebuah kata.
Ketiga : Latihan Rutin Setiap Hari
Ini tips yang ketiga, yang merupakan tips utama. Sebagaimana telah disinggung pada pendahuluan diatas, bahwa yang paling penting adalah berlatih, berapapun ilmu yang telah kita pelajari. Sebab dengan terus berlatih, itu akan semakin menambah kelihaian dan membuat kita terbiasa dalam menyusun terjemahan menjadi lebih baik. Mulailah berlatih, apalagi setelah menguasai tips yang pertama dan kedua diatas. Ilmu Nahwu dan Shorof sudah dikuasai, kosakata sudah banyak yang dihafalkan, saatnya tuangkan dalam bentuk tulisan. Berikut ini beberapa hal yang hendaknya diperhatikan agar latihannya menyenangkan.
- Pilih kitab berbahasa Arab yang paling mudah bahasanya. Misalnya matan aqidah yang disyarah oleh Asy Syaikh Ibnu Utsaimin -rahimahullah-, atau ulama-ulama lainnya yang menurut kita bahasanya mudah dicerna;
- Mulailah dengan menulis lafadz arabnya lalu mencari terjemahannya satu demi satu, setelah itu susun dalam sebuah kalimat yang sempurna, yang bisa dipahami oleh orang lain;
- Setelah selesai satu paraghraf misalnya, bacalah berulang-ulang dan koreksi hasil terjemahannya, sampai betul-betul mudah dipahami;
- Sebaiknya pasang target menerjemah satu paragraf setiap hari.
Keempat : Berbagi Faidah
Sebenarnya sudah lebih dari cukup untuk menjadi penerjemah yang handal dengan menerapkan tiga tips diatas, yang ringkasnya :
- Kuasai Nahwu, Shorof dan Balaghah
- Hafalkan ribuan kosakata beserta beragam artinya
- Perbanyak latihan, satu hari satu paraghraf
Dengan berbagi kita bisa mendapatkan berbagai macam respon dari pembaca, mulai dari like ataupun komentar. Baik komentar yang berisi doa dan pujian atau komentar yang berisi kritikan dan perbaikan terhadap hasil terjemahan kita. Semua itu menjadi motivasi untuk menjadi lebih baik lagi, dan menjadi cambuk untuk terus belajar memperbaiki hasil translate yang kita sebarkan.
Untuk itu gunakan segala media sosial yang ada untuk berbagi faidah. Usahakan mengirim kiriman yang berbeda di setiap media sosial tersebut, agar pengunjung, followers dan likers tidak lari dan mencukupkan diri untuk mengikuti dan membaca hasil terjemahan anda di salah satu media saja. Berbagi faidah dari kantong sendiri memang lebih sulit dibanding membagikan faidah kiriman orang lain, apalagi jika ingin berbagi di tiga atau empat media yang kita punya dengan postingan dan kiriman yang berbeda. Akan tetapi faidah yang kita dapatkan-pun lebih besar, bahkan bisa saja lebih besar dibanding kesulitan yang kita rasakan saat berbagi.
Kelima : Kajian Kitab
Ikuti majelis dan taklim rutin yang membahas kitab-kitab para ulama yang berbahasa Arab. Usahakan pegang kitabnya dan simak dengan baik cara membaca dan menerjemahkan asatidz yang mengisi kajian tersebut. Kenapa ini masuk dalam tips yang kelima? apa hubungannya dengan pembahasan kita "agar mahir menerjemah kitab gundul"?. Tentu saja ada hubungannya, dan tips ini cukup membantu bagi kita untuk belajar menerjemah. Perhatikan caranya dengan seksama agar tips ini bisa membuahkan hasil dengan maksimal.
- Baca dan terjemahkan beberapa halaman dari kitab yang dibahas tersebut, sebelum kajian dimulai,
- Cocokkan hasil terjemahan tadi dengan terjemahan ustadz yang mengampu kajian tersebut,
- Koreksi kembali terjemahan tadi, setelah kajian selesai dengan mengacu pada hasil terjemahan ustadz.
PENUTUP
Meski tulisan ini tanpa pembukaan namun tidak ada salahnya kalau kita akhiri dengan PENUTUP. Itulah "lima tips agar mahir menerjemahkan kitab gundul". Jika ada diantara pembaca yang mau menambahkan, silahkan isi kolom komentar dibawah. Perlu pembaca ketahui bahwa lima tips diatas merupakan pengalaman pribadi penulis yang sampai postingan ini diterbitkan belum pernah menerjemahkan "dalam bentuk tulisan" satu kitab gundulpun, jadi jika ada yang keliru dan kurang tepat itu murni dari kurangnya ilmu dan pengalaman yang dimiliki.
Penulis : Zainal M, ST [Admin : @assunnahselayar]
🌐 Join | Like & Share @assunnahselayar :
Telegram https://t.me/assunnahselayar
Facebook https://www.facebook.com/assunnahselayar/
WA https://chat.whatsapp.com/7O7iSuTTJ7i0cOwIrKocjK
"Maka berbicaralah kamu berdua (Musa & Harun Alaihimassalam) kepadanya (Fir'aun) dengan kata-kata yang LEMAH LEMBUT, mudah-mudahan ia ingat atau takut" [TQS. Thoha (20):44]