Fakta Pertama : Helikopter itu Menarik, Banyak Mata yang Melirik
Sungguh terlalu, jika masih ada orang yang tidak tahu menahu tentang helikopter. Terlebih lagi di zaman ini, yang anak-anak saja sudah disuguhi tontonan yang bertemakan heli panggilan akrab bagi si helikopter. Itu terkait dengan tahu menahu, adapun terkait pernah melihat secara langsung helikopter mendarat di depan mata, ini tentu lain lagi ceritanya, apalagi bagi warga yang tinggal di pedalaman, jauh dari hiruk pikuk kota dan peradaban.
Sekitar 3 hari yang lalu, ada helikopter yang mendarat tepat di depan rumah di sebelah selatan masjid. Sontak kawanan sapi yang asyik menikmati santap sore di lapangan segera lari menghindar dan menjauh, mungkin karena kaget melihat ada capung raksasa yang terbang di atasnya dan akan segera hinggap di dekatnya, atau mungkin takut dengan desingan angin yang cukup kencang dari baling-baling helikopter tersebut, atau mungkin juga karena suara bising tak lazim yang mereka dengarkan dari desingan suara mesin helikopter tersebut.
Lain halnya dengar warga sekitar, mereka pada berbondong-bondong keluar, ingin mencari tahu, apa yang terjadi?, kenapa ada suara gemuruh kayak gempa atau tanah longsor, tapi tanah tak bergerak sedikitpun. Oh, ternyata ada pesawat dengan sayap yang berputar melintas diatas rumah kediaman mereka dan akan mendarat tepat di tengah-tengah lapangan di sekitar pemukiman mereka. Hanya sekitar 3 detik atau 3 menit setelah helikopter mendarat cantik, bocah-bocah sudah pada ngumpul disekitar helikopter tersebut.
Fakta kedua : Gaya Terbang Helikopter itu Aneh
Helikopter dengan baling-baling yang kadang disebut dengan istilah sayap berputar, memang berbeda dengan pesawat udara lainnya yang sayapnya tetap tidak bergerak. Baling-baling helikopter yang panjangnya hampir sama panjang dengan badan dan ekornya ini, memiliki kekuatan yang sangat luar biasa, bayangkan saja dengan dua bilah baling-baling ini, helikopter bisa terangkat dan melayang-layang di udara. Prinsip dasarnya sebenarnya sederhana secara teori tapi prakteknya cukup dan bahkan sangat rumit.
Secara teori bisa kita gambarkan bahwa pesawat dengan sayap berputar ini bisa terangkat dan melayang di udara karena bilah baling-baling yang melekat pada rotor utama yang terletak diatas badan helikopter. Dengan putarannya yang sangat cepat dapat merubah tekanan udara disekitar bilah baling-baling, ini menyebabkan helikopter bisa terangkat dan melayang di udara. Intinya helikopter ini terbang dengan adanya gaya angkat dan gaya dorong yang dihasilkan dari perpaduan antara putaran baling-balingnya dan antara baling-baling kecil yang ada di ekornya, untuk mencegah terjadinya torsi supaya badan pesawat tidak ikut berputar ketika baling-baling utamanya berputar dengan sangat cepat dan untuk mengatur gerakan hidung helikopter ke kiri atau ke kanan.
Dengan cara kerja seperti itu, helikopter dapat terbang dan mendarat secara horizontal dari atas kebawah demikian pula sebaliknya, berbeda dengan pesawat bersayap tetap, bukan hanya itu, saya coba memperhatikan pesawat yang mendarat tepat di depan rumah, bagaimana cara terbangnya, ternyata setelah baling-balingnya berputar dengan sangat cepatnya, dan badan pesawat sudah mulai melayang dan terangkat, helikopter kecil itu-pun menungging mengangkat ekornya lalu berbalik kekanan kemudian melaju dengan lambat jika dibandingkan dengan pesawat bersayap tetap, diapun terbang dan akhirnya menghilang dari pandangan.
Perhatikan 3 gambar detik-detik terbangnya helikopter berikut ini, ketika hendak terbang meninggalkan Selayar menuju Makassar :
Fakta ke-3 : Tangki Mesin Helikopter itu Kecil
Helikopter memiliki kecepatan lebih rendah jika dibandingkan dengan pesawat bersayap tetap, demikian juga daya tempuh dan jelajahnya tidak terlalu jauh. Pesawat dengan sayap berputar yang sempat saya usap-usap ini saja, singgah istirahat dan bermalam di lapangan depan rumah, setelah menjelajahi dua kecamatan pulau yaitu pulau Jampea dan Bonerate. Artinya dalam waktu satu hari penuh tidak terhitung malamnya, hanya mampu menjangkau dua pulau yang jika menggunakan jalur darat dan laut bisa ditempuh dalam tempo 3 hari 3 malam perjalanan. Tentu berbeda dengan pesawat udara yang memiliki sayap tetap, bayangkan misalnya hanya dalam tempo 3 puluh lima menit kita sudah bisa sampai di Makassar, kalau naik helikopter ini entah berapa jam baru sampai, kalau saya prediksi kurang dari 3 jam, he..ge..he..hanya sekedar prediksi karena belum pernah nyoba, padahal waktu helikopternya mau ke Makassar masih ada 1 kursi yang kosong.
Kenapa daya jelajah helikopter ini tidak terlalu jauh? jawabannya karena daya tampung atau kapasitas tangki bahan bakarnya yang terbatas. Pilot dan co-pilot yang menerbangkan helikopter harus bisa menghitung besarnya pemakaian bahan bakar sebelum terbang menuju lokasi tertentu. Jika jarak tempuh cukup jauh dan mengharuskan isi bahan bakar, maka mereka harus tahu lokasi tempat pengisian bahan bakar. Ini yang terkadang jadi masalah jika ingin terbang ke daerah-daerah terpencil yang tidak memiliki SPBU untuk pengisian bahan bakar. Apalagi kita tahu, mesin helikopter itu bukan mesin dua atau empat tak, tapi mesin turbo yang bahan bakarnya menggunakan AVTUR.
Solusi cantik untuk mengatasi persediaan bahan bakar ini adalah dengan mempersiapkannya terlebih dahulu di darat, khususnya di daerah atau tempat helikopter akan mendarat. Jadi tidak perlu lagi khawatir jangan-jangan si Heli kehabisan bahan bakar, karena AVTUR sudah disediakan sebelum helikopter tersebut mendarat.
Sama ketika helikopter yang ada di gambar diatas mendarat di Selayar dan ketika menjelajahi beberapa pulau yang ada di Kabupaten Kepulauan Selayar. Team yang terbang ternyata sudah mempersiapkan bahan bakar di darat, jadi helikopter bisa terbang sesukanya tanpa takut akan kehabisan bahan bakar, kalau persediaan bahan bakar menipis bisa segera mendarat lalu melakukan pengisian.
Itulah 3 fakta seputar helikopter alias si capung besi, yang menarik bagi saya pribadi untuk diceritakan.
Sungguh terlalu, jika masih ada orang yang tidak tahu menahu tentang helikopter. Terlebih lagi di zaman ini, yang anak-anak saja sudah disuguhi tontonan yang bertemakan heli panggilan akrab bagi si helikopter. Itu terkait dengan tahu menahu, adapun terkait pernah melihat secara langsung helikopter mendarat di depan mata, ini tentu lain lagi ceritanya, apalagi bagi warga yang tinggal di pedalaman, jauh dari hiruk pikuk kota dan peradaban.
Sekitar 3 hari yang lalu, ada helikopter yang mendarat tepat di depan rumah di sebelah selatan masjid. Sontak kawanan sapi yang asyik menikmati santap sore di lapangan segera lari menghindar dan menjauh, mungkin karena kaget melihat ada capung raksasa yang terbang di atasnya dan akan segera hinggap di dekatnya, atau mungkin takut dengan desingan angin yang cukup kencang dari baling-baling helikopter tersebut, atau mungkin juga karena suara bising tak lazim yang mereka dengarkan dari desingan suara mesin helikopter tersebut.
Lain halnya dengar warga sekitar, mereka pada berbondong-bondong keluar, ingin mencari tahu, apa yang terjadi?, kenapa ada suara gemuruh kayak gempa atau tanah longsor, tapi tanah tak bergerak sedikitpun. Oh, ternyata ada pesawat dengan sayap yang berputar melintas diatas rumah kediaman mereka dan akan mendarat tepat di tengah-tengah lapangan di sekitar pemukiman mereka. Hanya sekitar 3 detik atau 3 menit setelah helikopter mendarat cantik, bocah-bocah sudah pada ngumpul disekitar helikopter tersebut.
Helikopter di tengah kerumunan |
Fakta kedua : Gaya Terbang Helikopter itu Aneh
Helikopter dengan baling-baling yang kadang disebut dengan istilah sayap berputar, memang berbeda dengan pesawat udara lainnya yang sayapnya tetap tidak bergerak. Baling-baling helikopter yang panjangnya hampir sama panjang dengan badan dan ekornya ini, memiliki kekuatan yang sangat luar biasa, bayangkan saja dengan dua bilah baling-baling ini, helikopter bisa terangkat dan melayang-layang di udara. Prinsip dasarnya sebenarnya sederhana secara teori tapi prakteknya cukup dan bahkan sangat rumit.
Secara teori bisa kita gambarkan bahwa pesawat dengan sayap berputar ini bisa terangkat dan melayang di udara karena bilah baling-baling yang melekat pada rotor utama yang terletak diatas badan helikopter. Dengan putarannya yang sangat cepat dapat merubah tekanan udara disekitar bilah baling-baling, ini menyebabkan helikopter bisa terangkat dan melayang di udara. Intinya helikopter ini terbang dengan adanya gaya angkat dan gaya dorong yang dihasilkan dari perpaduan antara putaran baling-balingnya dan antara baling-baling kecil yang ada di ekornya, untuk mencegah terjadinya torsi supaya badan pesawat tidak ikut berputar ketika baling-baling utamanya berputar dengan sangat cepat dan untuk mengatur gerakan hidung helikopter ke kiri atau ke kanan.
Dengan cara kerja seperti itu, helikopter dapat terbang dan mendarat secara horizontal dari atas kebawah demikian pula sebaliknya, berbeda dengan pesawat bersayap tetap, bukan hanya itu, saya coba memperhatikan pesawat yang mendarat tepat di depan rumah, bagaimana cara terbangnya, ternyata setelah baling-balingnya berputar dengan sangat cepatnya, dan badan pesawat sudah mulai melayang dan terangkat, helikopter kecil itu-pun menungging mengangkat ekornya lalu berbalik kekanan kemudian melaju dengan lambat jika dibandingkan dengan pesawat bersayap tetap, diapun terbang dan akhirnya menghilang dari pandangan.
Perhatikan 3 gambar detik-detik terbangnya helikopter berikut ini, ketika hendak terbang meninggalkan Selayar menuju Makassar :
Terbang Gaya Menungging |
Belok Kanan lalu Terbang |
Terbang tinggi hingga tak kelihatan |
Fakta ke-3 : Tangki Mesin Helikopter itu Kecil
Helikopter memiliki kecepatan lebih rendah jika dibandingkan dengan pesawat bersayap tetap, demikian juga daya tempuh dan jelajahnya tidak terlalu jauh. Pesawat dengan sayap berputar yang sempat saya usap-usap ini saja, singgah istirahat dan bermalam di lapangan depan rumah, setelah menjelajahi dua kecamatan pulau yaitu pulau Jampea dan Bonerate. Artinya dalam waktu satu hari penuh tidak terhitung malamnya, hanya mampu menjangkau dua pulau yang jika menggunakan jalur darat dan laut bisa ditempuh dalam tempo 3 hari 3 malam perjalanan. Tentu berbeda dengan pesawat udara yang memiliki sayap tetap, bayangkan misalnya hanya dalam tempo 3 puluh lima menit kita sudah bisa sampai di Makassar, kalau naik helikopter ini entah berapa jam baru sampai, kalau saya prediksi kurang dari 3 jam, he..ge..he..hanya sekedar prediksi karena belum pernah nyoba, padahal waktu helikopternya mau ke Makassar masih ada 1 kursi yang kosong.
Kenapa daya jelajah helikopter ini tidak terlalu jauh? jawabannya karena daya tampung atau kapasitas tangki bahan bakarnya yang terbatas. Pilot dan co-pilot yang menerbangkan helikopter harus bisa menghitung besarnya pemakaian bahan bakar sebelum terbang menuju lokasi tertentu. Jika jarak tempuh cukup jauh dan mengharuskan isi bahan bakar, maka mereka harus tahu lokasi tempat pengisian bahan bakar. Ini yang terkadang jadi masalah jika ingin terbang ke daerah-daerah terpencil yang tidak memiliki SPBU untuk pengisian bahan bakar. Apalagi kita tahu, mesin helikopter itu bukan mesin dua atau empat tak, tapi mesin turbo yang bahan bakarnya menggunakan AVTUR.
Solusi cantik untuk mengatasi persediaan bahan bakar ini adalah dengan mempersiapkannya terlebih dahulu di darat, khususnya di daerah atau tempat helikopter akan mendarat. Jadi tidak perlu lagi khawatir jangan-jangan si Heli kehabisan bahan bakar, karena AVTUR sudah disediakan sebelum helikopter tersebut mendarat.
Sama ketika helikopter yang ada di gambar diatas mendarat di Selayar dan ketika menjelajahi beberapa pulau yang ada di Kabupaten Kepulauan Selayar. Team yang terbang ternyata sudah mempersiapkan bahan bakar di darat, jadi helikopter bisa terbang sesukanya tanpa takut akan kehabisan bahan bakar, kalau persediaan bahan bakar menipis bisa segera mendarat lalu melakukan pengisian.
Drum Avtur |
Itulah 3 fakta seputar helikopter alias si capung besi, yang menarik bagi saya pribadi untuk diceritakan.
"Maka berbicaralah kamu berdua (Musa & Harun Alaihimassalam) kepadanya (Fir'aun) dengan kata-kata yang LEMAH LEMBUT, mudah-mudahan ia ingat atau takut" [TQS. Thoha (20):44]