Memberikan ASI kepada si kecil adalah perintah syariat bukan sekedar anjuran dokter, maka hati-hati jika menganggap sepele perkara ini, karena apabila di dunia seorang bayi tidak diberi kesempatan menggigit dan mengisap puting ibunya maka tunggu di akhirat nanti, ada ancaman makhluk yang berwujud ular yang akan menikmati puting-puting tersebut. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
Di dalam Syariat Islam menyusui itu, disebut sempurna jika dilakukan selama dua tahun. Allah Subhanahu wata'ala berfirman :
Perintah menyusui ini bukan hanya tanggungjawab si ibu akan tetapi juga menjadi tanggungjawab ayah sebagai seorang suami yang wajib memberi rezki kepada istri atau ibu dari bayinya, sebagaimana disebutkan dalam lanjutan ayat diatas;
Masih dalam ayat yang sama, ada isyarat yang menunjukkan tanggungjawab seorang bapak dalam penyusuan anaknya;
Setelah mendengar bahkan membaca sendiri serta memahami anjuran dan berbagai manfaat dunia akhirat dari menyusui memberikan ASI selama dua tahun kepada si buah hati, terkadang sang ibu karena begitu semangatnya akhirnya membiarkan anaknya netek terus, tidak menyapihnya meski usianya sudah lebih dari dua tahun. Padahal untuk memudahkan proses menyapih -menghentikan pemberian ASI- ada beberapa hal yang harus dilakukan dan ini tentu berbeda dalam hal pengalaman bagi tiap orang. Tips-tips cara menyapih dengan tepat, cepat lagi sehat tersebut antara lain:
Pertama : Niat Ikhlas
Seorang ibu harus punya tekad untuk menyusui hanya sampai dua tahun. Dengan niat dan tekad seperti itu, maka akan melahirkan ide-ide cemerlang atau minimal penasaran dan mencari berbagai macam cara untuk bisa menyapih anak yang telah mencapai usia dua tahun.
Kedua : Amankan Payudara
Payudara sebaiknya tidak dipamerkan di depan anak yang akan disapih, karena itu akan menggodanya untuk minimal memegang, meraba bahkan sampai menghisap putingnya, meskipun tak ada lagi susu yang diproduksinya. Apabila si anak meminta dan memaksa ibu untuk mengeluarkan teteknya, maka si ibu harus pintar ber-akting seakan-akan puting susunya tidak layak lagi bagi si-anak, dan kalau perlu dandani sekitar wilayah dada dengan hal-hal yang tampak menjijikkan bagi si-anak misalnya dengan mengoleskan di puting dan sekitarnya masker yang terbuat dari asam jawa. Metode ini lebih mujarab dibandingkan dengan mengolesi puting dengan getah pepohonan atau propolis yang rasanya pahit.
Ketiga : Suami Terlibat
Suami harus terlibat menjauhkan anak tersebut dari payudara ibunya, silahkan gunakan berbagai macam cara dengan catatan tetap membuat anak merasa nyaman. Kalau perlu sang suami harus mengklaim bahwa dua buah dada itu hanya untuknya, bukan untuk konsumsi publik. Atau dengan bujukan "Simpankan untuk adiknya nanti!"
Keempat : Intinya Istiqamah
Apapun cara atau teknik yang diterapkan oleh ibu dan ayah untuk menyapih adik bayi, semuanya tidak akan mampu melepaskan hubungan antara anak dan payudara ibunya, jika tidak diterapkan secara kontinyu alias terus menerus. Misalnya; pada hari pertama, teknik mengolesi puting dengan masker asam jawa bisa jadi dilakukan berkali-kali tergantung nafsu minum si-kecil, jadi setiap kali minta tetek maka harus segera oleskan masker asam jawanya.
Demikianlah empat tips cara menyapih yang telah kami praktekkan dan berhasil menghentikan putri kami Fatimah Azzahra menyentuh puting susu umminya. Tips cara menyapih ini disingkat N.A.S.I. :
Daftar Bacaan :
ثُمَّ انْطَلَقَ بِي ، فَإِذَا أَنَا بِنِسَاءٍ تَنْهَشُ ثَدْيَهُنَّ الْحَيَّاتُ ، قُلْتُ : مَا بَالُ هَؤُلاَءِ ؟ َقَالَ : هَؤُلاَءِ اللَّوَاتِي يَمْنَعْنَ أَوْلاَدَهُنَّ أَلْبَانَهُنَّ
“…..Setelah itu aku dibawa pergi: maka aku melihat para wanita yang payudaranya digigit banyak ular. Aku bertanya mengapa keadaan mereka seperti ini? Dijawab: mereka para wanita yang tidak mau menyusui anaknya….” (HR. An-Nasa’i, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban, Al-Hakim, Al-Baihaqi, Ath-Thabarani dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani di as-Silsilah ash-Shahihah no 3951).Di dalam Syariat Islam menyusui itu, disebut sempurna jika dilakukan selama dua tahun. Allah Subhanahu wata'ala berfirman :
{وَالْوَالِدَاتُ يُرْضِعْنَ أَوْلَادَهُنَّ حَوْلَيْنِ كَامِلَيْنِ لِمَنْ أَرَادَ أَنْ يُتِمَّ الرَّضَاعَةَ} [البقرة: 233]
Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. [Albaqarah (2):233]Perintah menyusui ini bukan hanya tanggungjawab si ibu akan tetapi juga menjadi tanggungjawab ayah sebagai seorang suami yang wajib memberi rezki kepada istri atau ibu dari bayinya, sebagaimana disebutkan dalam lanjutan ayat diatas;
{وَعَلَى الْمَوْلُودِ لَهُ رِزْقُهُنَّ وَكِسْوَتُهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ} [البقرة: 233]
Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma'ruf. [Albaqarah (2):233]Masih dalam ayat yang sama, ada isyarat yang menunjukkan tanggungjawab seorang bapak dalam penyusuan anaknya;
{وَإِنْ أَرَدْتُمْ أَنْ تَسْتَرْضِعُوا أَوْلَادَكُمْ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْكُمْ إِذَا سَلَّمْتُمْ مَا آَتَيْتُمْ بِالْمَعْرُوفِ} [البقرة: 233]
Dan jika kamu -ditujukan kepada pihak bapak- ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. [Albaqarah (2):233]Setelah mendengar bahkan membaca sendiri serta memahami anjuran dan berbagai manfaat dunia akhirat dari menyusui memberikan ASI selama dua tahun kepada si buah hati, terkadang sang ibu karena begitu semangatnya akhirnya membiarkan anaknya netek terus, tidak menyapihnya meski usianya sudah lebih dari dua tahun. Padahal untuk memudahkan proses menyapih -menghentikan pemberian ASI- ada beberapa hal yang harus dilakukan dan ini tentu berbeda dalam hal pengalaman bagi tiap orang. Tips-tips cara menyapih dengan tepat, cepat lagi sehat tersebut antara lain:
Pertama : Niat Ikhlas
Seorang ibu harus punya tekad untuk menyusui hanya sampai dua tahun. Dengan niat dan tekad seperti itu, maka akan melahirkan ide-ide cemerlang atau minimal penasaran dan mencari berbagai macam cara untuk bisa menyapih anak yang telah mencapai usia dua tahun.
Kedua : Amankan Payudara
Payudara sebaiknya tidak dipamerkan di depan anak yang akan disapih, karena itu akan menggodanya untuk minimal memegang, meraba bahkan sampai menghisap putingnya, meskipun tak ada lagi susu yang diproduksinya. Apabila si anak meminta dan memaksa ibu untuk mengeluarkan teteknya, maka si ibu harus pintar ber-akting seakan-akan puting susunya tidak layak lagi bagi si-anak, dan kalau perlu dandani sekitar wilayah dada dengan hal-hal yang tampak menjijikkan bagi si-anak misalnya dengan mengoleskan di puting dan sekitarnya masker yang terbuat dari asam jawa. Metode ini lebih mujarab dibandingkan dengan mengolesi puting dengan getah pepohonan atau propolis yang rasanya pahit.
Ketiga : Suami Terlibat
Suami harus terlibat menjauhkan anak tersebut dari payudara ibunya, silahkan gunakan berbagai macam cara dengan catatan tetap membuat anak merasa nyaman. Kalau perlu sang suami harus mengklaim bahwa dua buah dada itu hanya untuknya, bukan untuk konsumsi publik. Atau dengan bujukan "Simpankan untuk adiknya nanti!"
Keempat : Intinya Istiqamah
Apapun cara atau teknik yang diterapkan oleh ibu dan ayah untuk menyapih adik bayi, semuanya tidak akan mampu melepaskan hubungan antara anak dan payudara ibunya, jika tidak diterapkan secara kontinyu alias terus menerus. Misalnya; pada hari pertama, teknik mengolesi puting dengan masker asam jawa bisa jadi dilakukan berkali-kali tergantung nafsu minum si-kecil, jadi setiap kali minta tetek maka harus segera oleskan masker asam jawanya.
Demikianlah empat tips cara menyapih yang telah kami praktekkan dan berhasil menghentikan putri kami Fatimah Azzahra menyentuh puting susu umminya. Tips cara menyapih ini disingkat N.A.S.I. :
- N: Niat Ikhlas
- A: Amankan Payudara
- S: Suami Terlibat
- I: Intinya Istiqamah
Ingat Tips Cara Menyapih anak dengan cepat, tepat lagi sehat adalah N.A.S.ISemoga pengalaman menyapih -Fatimah Azzahra- di usia lebih 2 tahun ini bermanfaat bagi para pembaca, dan mohon maaf jika gaya bahasanya agak aneh dan sedkit vulgar.
Daftar Bacaan :
"Maka berbicaralah kamu berdua (Musa & Harun Alaihimassalam) kepadanya (Fir'aun) dengan kata-kata yang LEMAH LEMBUT, mudah-mudahan ia ingat atau takut" [TQS. Thoha (20):44]