Pulau Kayuadi |
Meski terletak di wilayah Selayar tapi jangan harap, banyak orang Selayar yang pernah mencicipi kelezatan masakan seafood hasil lautnya, apalagi menyeberangi lautan luasnya yang elok menyusuri gugusan pulau yang ada di wilayah Kecataman Takabonerate. Justru wisatawan asing-lah "barangkali" -tanda kutip- yang paling banyak mengetahui seluk beluk kawasan wisata laut Takabonerate.
Betulkah pernyataan diatas..?!?!? silahkan survey kecil-kecilan! dengan sample orang selayar yang Anda kenal, atau tanya diri Anda sendiri yang mungkin tenyata adalah orang Selayar, pernah tidak? jalan-jalan rekreasi di kawasan Takabonerate..!?!?!
Tahun 2011 yang lalu diakhir bulan juli, kami (saya dan rombongan) melakukan ekspedisi ke-lima Kecamatan Pulau di Wilayah Kabupaten Kepulauan Selayar, salah satunya adalah Kec. Takabonerate. Meski hanya singgah dua kali pada waktu itu dan tinggal hanya beberapa jam di Pulau Kayuadi Ibu Kota Kecamatan dan Pulau Rajuni atau Jinato -ragu memilih salah satu dari dua pulau ini yang disinggahi waktu itu- tetapi hal ini menjadi kebanggaan dan kenangan tersendiri karena seperti yang disebutkan diatas, banyak orang Selayar, lahir besar bahkan dimakamkan di Selayar tetapi tidak pernah ke Pulau ini, padahal Takabonerate di kenal dunia sebagai salah satu taman laut yang memiliki coral gugusan batu karang terbesar ketiga di dunia, Subhanallah...!
Diantara pengalaman yang paling mengerikan ketika berlayar di Kec. Takabonerate, khususnya di malam hari, adalah bunyi petasan raksasa dengan suara menggelegar lagi mengagetkan, yang digunakan oleh nelayan untuk membinasakan ikan-ikan dan anak keturunannya serta habitatnya. Petasan raksasa ini biasa disebut dengan bom ikan. Sungguh sangat menyedihkan, belum lagi karang-karang yang seharusnya berwarna-warni namun berubah jadi putih pucat karena pengaruh obat bius. Wallohulmusta'an.
Bagi Anda yang belum pernah ke Takabonerate, dan ada keinginan untuk melihat keindahan panorama lautnya, segeralah datang kesana jangan katakan nanti dan nanti, karena kita tidak tahu bagaimana wajah Takabonerate beberapa tahun ke depan.
Pada Bulan Ramadhan 1436H, bertepatan dengan tanggal 8-11 Juli 2015, Alhamdulillah diberikan kembali nikmat kesehatan dan kesempatan untuk mengikuti kegiatan Safari Ramadhan tingkat Kabupaten di Kec. Takabonerate. Empat hari tiga malam di Pulau Kayuadi Kec. Takabonerate, namun tidak sempat ke daerah kawasan wisata, karena cuaca yang kurang bersahabat disamping itu kapal motor kecamatan lagi masuk service.
Safar kali ini sama seperti ekspedisi sebelumnya, penuh suka dan duka. Namun kali ini, suka cita dan kebahagiaannya sangat banyak jika diprosentasekan bisa mencapai 90%, salah satu sebabnya adalah karena berjumpa dengan saudara-saudara seiman sebangsa dan setanah air. 10% dukanya yang cukup menyedihkan adalah ketika mendengar kabar bahwa pelaku pengrusakan lingkungan khususnya tukang bom ikan beberapa diantaranya adalah kaum muslimin yang setiap tahunnya merayakan ulang tahun -maulid- Nabinya yang menurut mereka "ada hasanah dibaliknya", pelaku utamanya sebagiannya adalah kaum muslimin yang berdiri lagi -i'adah- sholat dhuhur 4 raka'at setelah selesai menunaikan sholat jum'at yang menurut mereka "sebagai bentuk ihtiyath". Ini yang terkadang membuat sedih karena mereka adalah saudara kita yang beranak pinak di Takabonerate, padahal anak keturunannya-lah yang langsung merasakan dampak negatif dari perbuatan mereka, mungkin bukan sekarang tapi di masa depan nanti.
Kegembiraan lainnya karena sebagian "kecil" tukang bom/bius tersebut telah berubah, menangkap ikan dengan pancing atau alat-alat lainya yang bersahabat dengan lingkungan. Dibuktikan dengan hasil tangkapannya yang dibakar, digoreng, dimasak dan diolah dengan berbagai bentuk lalu dihidangkan untuk sahur dan buka puasa.
Pulau Kayuadi |
Buktikan cinta dan kedekatanmu kepada Allah Sang Pencipta dengan cinta dan kepedulianmu terhadap Alam ciptaan-Nya
"Maka berbicaralah kamu berdua (Musa & Harun Alaihimassalam) kepadanya (Fir'aun) dengan kata-kata yang LEMAH LEMBUT, mudah-mudahan ia ingat atau takut" [TQS. Thoha (20):44]