Katanya : "Diam itu Emas",
Katanya : "Orang yang tinggi ilmunya itu diam makin merunduk kayak padi tidak berkicau merasa paling benar".
Kata-kata diatas, tentu ada benarnya. Namun bukan berarti semua orang harus diam, terlebih jika diminta untuk memberikan nasehat, wejangan, pengarahan, motivasi apalagi ketika diminta jadi khotib. Tapi yang harus diperhatikan adalah katakan apa yang di-yaqini kebenarannya, bukan yang dirasa atau disangka benar.
Syaikhul Islam Ibnu Taymiyah dalam kitabnya Al Iman Hal. 44 berkata :
Selain memperhatikan isi materi yang akan disampaikan berupa sesuatu yang telah diyaqini kebenarannya, hal lain yang harus diperhatikan adalah siapkan mental untuk menerima respon dari para pendengar, istilah agamanya harus ber-sabar, karena terkadang ada orang yang diperingati atau dinasehati, disampaikan kepadanya kebenaran berupa ayat-ayat Al-Qur'an, namun dia tertawa "seakan-akan tidak suka" bahkan berani mengatakan Al-Qur'an itu hanya kertas buatan manusia"
Allah Subhanahu wata'ala berfirman :
Berkata Penulis Kitab Zad Al Masiir fie Ilmit Tafsiir berkaitan dengan tafsir surah Al Ashr ayat ketiga diatas :
Sejak diberikan kesempatan dan amanah berdiri dihadapan jama'ah sholat jum'at sebagai khotib, terkadang jadwal yang ada di satu masjid bertepatan dengan jadwal di masjid lainnya. Sementara mayoritas panitia pengurus masjid telah memberikan catatan bahwa "Apabila berhalangan Tolong carikan pengganti". Jika melihat kuantitas khotib tentu mudah untuk mencari pengganti, namun jika yang dilihat adalah kualitasnya maka disini agak kesulitan, karena kebanyakannya pasti sudah punya jadwal juga. Biasanya ada juga yang sebenarnya punya kemampuan untuk berkhotbah namun masih memiliki banyak kekhawatiran, sehingga melontarkan berbagai macam alasan untuk menolak ditunjuk sebagai pengganti.
Contoh nyata, jadwal khotib di Masjid Al Ikhwan Tabang tabrakan dengan jadwal khotib di Masjid Ridho Ilahi Bua-Bua Timur Jl. Ahmad Yani No.5 pada jum'at tanggal 14 Februari 2014.
Untuk bulan maret tepatnya Jum'at tanggal 28 Maret 2014 jadwal di Masjid Ridho Ilahi, semoga tidak ada halangan sehingga bisa di-isi sendiri.
Semoga jadwal khotbah jum'at yang tabrakan nantinya bisa di-isi oleh ustadz atau ikhwah lainnya, sebagai salah satu andil dalam dakwah menyampaikan TAUHID, AL QUR'AN & ITTIBA'.
Antara Diam dan Berbicara masing-masing punya sisi positif yang bisa mengantarkan kepada kebaikan,
Allah Subhanahu wata'ala berfirman :
Dari Abdullah bin Amr bin Al Ash Rodhiallohu 'anhu, Rasulullah Shollallahu 'alaihi wasallam bersabda :
"Barangsiapa DIAM maka dia SELAMAT" [HR. Ahmad]
Katanya : "Orang yang tinggi ilmunya itu diam makin merunduk kayak padi tidak berkicau merasa paling benar".
Kata-kata diatas, tentu ada benarnya. Namun bukan berarti semua orang harus diam, terlebih jika diminta untuk memberikan nasehat, wejangan, pengarahan, motivasi apalagi ketika diminta jadi khotib. Tapi yang harus diperhatikan adalah katakan apa yang di-yaqini kebenarannya, bukan yang dirasa atau disangka benar.
Syaikhul Islam Ibnu Taymiyah dalam kitabnya Al Iman Hal. 44 berkata :
وفي الصحيحين عن النبي صلى الله عليه وسلم أنه قال: " من كان يؤمن بالله واليوم الآخر فليقل خيراً أو لِيَصْمُت ". فأمر المؤمن بأحد أمرين: إما قول الخير أو الصُّمَات؛ ولهذا كان قول الخير خيراً من السكوت عنه، والسكوت عن الشر خيراً من قوله؛
dan di dalam dua kitab shohih (Bukhori dan Muslim), dari Nabi Shollallahu 'alaihi wasallam, bahwasanya beliau bersabda : "Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah dia berkata benar atau diam". Maka (didalam hadits ini) seorang mu'min diperintahkan salah satu dari dua perkara : Berbicara benar atau diam. Oleh karena itu menyampaikan kebenaran tentu lebih baik dibandingkan dengan diam dari kebenaran tersebut, dan (seperti itu pula) diam dari keburukan tentu lebih baik dibandingkan dengan membicarakannya.Selain memperhatikan isi materi yang akan disampaikan berupa sesuatu yang telah diyaqini kebenarannya, hal lain yang harus diperhatikan adalah siapkan mental untuk menerima respon dari para pendengar, istilah agamanya harus ber-sabar, karena terkadang ada orang yang diperingati atau dinasehati, disampaikan kepadanya kebenaran berupa ayat-ayat Al-Qur'an, namun dia tertawa "seakan-akan tidak suka" bahkan berani mengatakan Al-Qur'an itu hanya kertas buatan manusia"
Allah Subhanahu wata'ala berfirman :
{وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ} [العصر: 3]
dan nasihat menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran. [Al Ashr (103):3]Berkata Penulis Kitab Zad Al Masiir fie Ilmit Tafsiir berkaitan dengan tafsir surah Al Ashr ayat ketiga diatas :
وَتَواصَوْا بِالْحَقِّ أي: بالتوحيد، والقرآن، واتباع الرسول وَتَواصَوْا بِالصَّبْرِ على طاعة الله، والقيام بشريعته.
"dan nasihat menasihati supaya menaati kebenaran" yaitu (kebenaran berupa) tauhid, Al Qur'an dan mengikuti Rasulullah Shollallahu 'alaihi wasallam. "dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran" yaitu sabar dalam melaksanakan ketaatan kepada Allah Subhanahu wata'ala dan dalam menegakkan syari'at-Nya.Sejak diberikan kesempatan dan amanah berdiri dihadapan jama'ah sholat jum'at sebagai khotib, terkadang jadwal yang ada di satu masjid bertepatan dengan jadwal di masjid lainnya. Sementara mayoritas panitia pengurus masjid telah memberikan catatan bahwa "Apabila berhalangan Tolong carikan pengganti". Jika melihat kuantitas khotib tentu mudah untuk mencari pengganti, namun jika yang dilihat adalah kualitasnya maka disini agak kesulitan, karena kebanyakannya pasti sudah punya jadwal juga. Biasanya ada juga yang sebenarnya punya kemampuan untuk berkhotbah namun masih memiliki banyak kekhawatiran, sehingga melontarkan berbagai macam alasan untuk menolak ditunjuk sebagai pengganti.
Contoh nyata, jadwal khotib di Masjid Al Ikhwan Tabang tabrakan dengan jadwal khotib di Masjid Ridho Ilahi Bua-Bua Timur Jl. Ahmad Yani No.5 pada jum'at tanggal 14 Februari 2014.
Untuk bulan maret tepatnya Jum'at tanggal 28 Maret 2014 jadwal di Masjid Ridho Ilahi, semoga tidak ada halangan sehingga bisa di-isi sendiri.
Semoga jadwal khotbah jum'at yang tabrakan nantinya bisa di-isi oleh ustadz atau ikhwah lainnya, sebagai salah satu andil dalam dakwah menyampaikan TAUHID, AL QUR'AN & ITTIBA'.
Antara Diam dan Berbicara masing-masing punya sisi positif yang bisa mengantarkan kepada kebaikan,
Allah Subhanahu wata'ala berfirman :
{لَا خَيْرَ فِي كَثِيرٍ مِنْ نَجْوَاهُمْ إِلَّا مَنْ أَمَرَ بِصَدَقَةٍ أَوْ مَعْرُوفٍ أَوْ إِصْلَاحٍ بَيْنَ النَّاسِ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ ابْتِغَاءَ مَرْضَاتِ اللَّهِ فَسَوْفَ نُؤْتِيهِ أَجْرًا عَظِيمًا} [النساء: 114]
Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat makruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Dan barang siapa yang berbuat demikian karena mencari keridaan Allah, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar. [Annisa (4):114]Dari Abdullah bin Amr bin Al Ash Rodhiallohu 'anhu, Rasulullah Shollallahu 'alaihi wasallam bersabda :
" مَنْ صَمَتَ نَجَا "
"Barangsiapa DIAM maka dia SELAMAT" [HR. Ahmad]
"Maka berbicaralah kamu berdua (Musa & Harun Alaihimassalam) kepadanya (Fir'aun) dengan kata-kata yang LEMAH LEMBUT, mudah-mudahan ia ingat atau takut" [TQS. Thoha (20):44]