Maha Suci Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Maha Sempurna Ilmu-Nya. Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak akan mensyariatkan sesuatu apabila hal tersebut bukan merupakan sesuatu yang terbaik bagi hamba-Nya. Hukum Islam adalah puncak kesempurnaan tuntunan dan penjelasan yang universal.
Islam memperhatikan semua aspek kehidupan manusia, tidak terkecuali dalam hal kesehatan jasmani. Tidak disangka, agama yang dibawa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sejak sekitar 15 abad yang lalu ini, ternyata telah mengangkat sebuah permasalahan yang sepertinya tidak ada hubungannya dengan masalah agama. Masalah yang dimaksud adalah penyusuan bayi yang lahir di dalam rumah tangga seorang muslim.
Didalam banyak ayat Al-Qur’an, Allah ‘azza wa jalla menyinggung masalah pemberian ASI dan hukum-hukum yang terkait dengannya. Sungguh, begitu besar perhatian Islam terhadap maslahat kemanusiaan.
Diantaranya adalah apa yang disebutkan pada firman Allah ta’ala:
Di dalam ayat di atas Allah subhanahu wa ta’ala menuntunkan agar para ibu menyusui bayi mereka selama dua tahun penuh, walaupun yang demikian bukan hal yang wajib. Ayat tadi juga menunjukkan bahwa bayi dapat dicarikan ibu susu lain apabila sang ibu berhalangan atau meninggal, agar tetap mendapatkan manfaat dari air susu ibu.
Tentunya ada banyak hikmah di balik bimbingan dan perintah Ar-Rahman, Dzat yang Maha Pengasih lagi sempurna kasih sayang-Nya. Dan di masa kini, hendaknya kita tidak henti-hentinya memuji Allah subhanahu wa ta’ala, atas nikmat-Nya berupa air susu ibu, karena ternyata terdapat sekian banyak manfaat dan kesempurnaan yang terkandung di dalam ASI, yang Allah subhanahu wa ta’ala ciptakan di dalam payudara seorang ibu. Hingga sangatlah mengherankan, apabila ada seorang ibu yang tanpa alasan apapun (misalnya, mengalami kelainan tertentu pada ibu atau bayi, ed.) lebih memilih susu formula daripada memberikan ASI kepada bayinya.
Sifat-sifat Air Susu Ibu
ASI adalah makanan alamiah terbaik bagi bayi. Praktis, ekonomis, mudah dicerna, serta memiliki kandungan dan komposisi zat gizi yang ideal, yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan pencernaan bayi. ASI mengandung laktosa yang lebih tinggi daripada susu formula, yang di dalam usus akan difermentasi menjadi asam laktat. Asam laktat inilah yang menghambat pertumbuhan bakteri patogen, merangsang pertumbuhan mikroorganisme, menghasilkan asam organik, mensintesa beberapa vitamin, memudahkan pengendapan kalsium kaseinat, dan memudahkan penyerapan berbagai mineral termasuk kalsium dan magnesium.
Selain manfaat yang sudah disebutkan tadi, ASI mengandung antibodi (zat kekebalan) –yang dengan izin Allah subhanahu wa ta’ala– dapat melindungi bayi selama 5-6 bulan pertama, seperti: Immunoglobulin A (IgA), Lysozyme, Complement C3 dan C4, Antistapilococcus, Lactobacillus, Bifidus, dan Lactoferrin. Sebaliknya, ASI tidak mengandung beta-lactoglobulin yang dapat menyebabkan alergi pada bayi.
Manfaat ASI untuk Ibu dan Bayi
Pemberian ASI membangun kerekatan (bonding) psikis dan emosional antara ibunda dan bayinya, karena adanya kontak kulit dan mata, dan hal ini membantu tumbuh kembang bayi dan kemapanan emosi anak di masa depan. Dengan menyusui, rahim ibu akan berkontraksi dan lebih cepat kembali ke ukuran semula seperti sebelum hamil.
Menyusui juga mempercepat berhentinya pendarahan pasca melahirkan, mempercepat berat badan ibu kembali seperti semula, dan mengurangi resiko kanker payudara dan kanker rahim di masa yang akan datang, dengan izin Allah ta’ala. Fakta membuktikan. ASI lebih hemat, praktis, higienis, selalu bebas kuman, dan tidak bakal basi.
ASI sebagai makanan terbaik bayi, mampu -biidznillah- untuk mencukupi kebutuhan gizi bayi selama 6 bulan pertama kehidupannya tanpa tambahan makanan apapun. Di usia 6-12 bulan, ASI memenuhi lebih dari 60% kebutuhan bayi, dan setelah usia 1 tahun ASI memenuhi sekitar 30% kebutuhan seorang bayi.
Komposisi ASI ideal untuk bayi. ASI juga insya Allah dapat mengurangi resiko infeksi lambung, usus, sembelit, dan alergi. Beberapa penyakit lebih jarang muncul pada bayi yang diberi minum ASI. Tingkat intelegensi (IQ) bayi yang diberi ASI relatif lebih tinggi nilai IQ-nya, bila dibandingkan bayi yang diberi susu formula.
ASI versus Susu Formula
Akhir-akhir ini begitu ramai pembicaraan terkait dengan tercemarnya susu formula oleh bakteri Enterobacter sakazakii. Publik pun was-was, karena bakteri ini dilaporkan dapat menyebabkan radang usus, sepsis (keracunan karena hasil proses pembusukan), dan meningitis (radang selaput otak dan sumsum tulang belakang).
Sebenarnya, bila ibu mencukupkan diri dengan memberikan ASI kepada bayinya, kecemasan saat memilih susu formula tidak perlu melanda. Selain tidak perlu bingung memilih susu formula mana yang aman dari cemaran tersebut, manfaat secara fisik sudah tentu diperoleh sang ibu dan bayinya. Disisi lain, manfaat psikologis (batin) tidak lepas dari genggaman.
Sebagai penutup, dibawah ini adalah beberapa perbandingan antara susu formula dengan ASI. Insya Allah bermanfaat bagi kita semua.
Jadi cukuplah bagi seorang ibu bagi yang ingin menyempurnakan susuannya, untuk memberikan ASI bagi anaknya selama 2 tahun penuh. Dan sebaik-baik bimbingan adalah bimbingan Allah subhanahu wa ta’ala dan Rasul-Nya. Semoga pada kesempatan mendatang kita bisa membahas manajemen laktasi yang mengangkat masalah menyusui secara lebih jelas dan detail insya Allah.
Wallahu A’lam bish shawab.
(Lathifah, dari berbagai sumber)
Dikutip dari Majalah Muslim Sehat ed. 1, Rubrik Teropong : Asi Vs Susu Formula – Islam Menuntunkan Pemberian Asi 2 Tahun Penuh!
Islam memperhatikan semua aspek kehidupan manusia, tidak terkecuali dalam hal kesehatan jasmani. Tidak disangka, agama yang dibawa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sejak sekitar 15 abad yang lalu ini, ternyata telah mengangkat sebuah permasalahan yang sepertinya tidak ada hubungannya dengan masalah agama. Masalah yang dimaksud adalah penyusuan bayi yang lahir di dalam rumah tangga seorang muslim.
Didalam banyak ayat Al-Qur’an, Allah ‘azza wa jalla menyinggung masalah pemberian ASI dan hukum-hukum yang terkait dengannya. Sungguh, begitu besar perhatian Islam terhadap maslahat kemanusiaan.
Diantaranya adalah apa yang disebutkan pada firman Allah ta’ala:
وَالْوَالِدَاتُ يُرْضِعْنَ أَوْلادَهُنَّ حَوْلَيْنِ كَامِلَيْنِ لِمَنْ أَرَادَ أَنْ يُتِمَّ الرَّضَاعَةَ وَعَلَى الْمَوْلُودِ لَهُ رِزْقُهُنَّ وَكِسْوَتُهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ لا تُكَلَّفُ نَفْسٌ إِلا وُسْعَهَا لا تُضَارَّ وَالِدَةٌ بِوَلَدِهَا وَلا مَوْلُودٌ لَهُ بِوَلَدِهِ وَعَلَى الْوَارِثِ مِثْلُ ذَلِكَ فَإِنْ أَرَادَا فِصَالا عَنْ تَرَاضٍ مِنْهُمَا وَتَشَاوُرٍ فَلا جُنَاحَ عَلَيْهِمَا وَإِنْ أَرَدْتُمْ أَنْ تَسْتَرْضِعُوا أَوْلادَكُمْ فَلا جُنَاحَ عَلَيْكُمْ إِذَا سَلَّمْتُمْ مَا آتَيْتُمْ بِالْمَعْرُوفِ وَاتَّقُوا اللَّهَ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ (٢٣٣)
“Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang ma’ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS. al-Baqarah: 233)Di dalam ayat di atas Allah subhanahu wa ta’ala menuntunkan agar para ibu menyusui bayi mereka selama dua tahun penuh, walaupun yang demikian bukan hal yang wajib. Ayat tadi juga menunjukkan bahwa bayi dapat dicarikan ibu susu lain apabila sang ibu berhalangan atau meninggal, agar tetap mendapatkan manfaat dari air susu ibu.
Tentunya ada banyak hikmah di balik bimbingan dan perintah Ar-Rahman, Dzat yang Maha Pengasih lagi sempurna kasih sayang-Nya. Dan di masa kini, hendaknya kita tidak henti-hentinya memuji Allah subhanahu wa ta’ala, atas nikmat-Nya berupa air susu ibu, karena ternyata terdapat sekian banyak manfaat dan kesempurnaan yang terkandung di dalam ASI, yang Allah subhanahu wa ta’ala ciptakan di dalam payudara seorang ibu. Hingga sangatlah mengherankan, apabila ada seorang ibu yang tanpa alasan apapun (misalnya, mengalami kelainan tertentu pada ibu atau bayi, ed.) lebih memilih susu formula daripada memberikan ASI kepada bayinya.
Sifat-sifat Air Susu Ibu
ASI adalah makanan alamiah terbaik bagi bayi. Praktis, ekonomis, mudah dicerna, serta memiliki kandungan dan komposisi zat gizi yang ideal, yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan pencernaan bayi. ASI mengandung laktosa yang lebih tinggi daripada susu formula, yang di dalam usus akan difermentasi menjadi asam laktat. Asam laktat inilah yang menghambat pertumbuhan bakteri patogen, merangsang pertumbuhan mikroorganisme, menghasilkan asam organik, mensintesa beberapa vitamin, memudahkan pengendapan kalsium kaseinat, dan memudahkan penyerapan berbagai mineral termasuk kalsium dan magnesium.
Selain manfaat yang sudah disebutkan tadi, ASI mengandung antibodi (zat kekebalan) –yang dengan izin Allah subhanahu wa ta’ala– dapat melindungi bayi selama 5-6 bulan pertama, seperti: Immunoglobulin A (IgA), Lysozyme, Complement C3 dan C4, Antistapilococcus, Lactobacillus, Bifidus, dan Lactoferrin. Sebaliknya, ASI tidak mengandung beta-lactoglobulin yang dapat menyebabkan alergi pada bayi.
Manfaat ASI untuk Ibu dan Bayi
Pemberian ASI membangun kerekatan (bonding) psikis dan emosional antara ibunda dan bayinya, karena adanya kontak kulit dan mata, dan hal ini membantu tumbuh kembang bayi dan kemapanan emosi anak di masa depan. Dengan menyusui, rahim ibu akan berkontraksi dan lebih cepat kembali ke ukuran semula seperti sebelum hamil.
Menyusui juga mempercepat berhentinya pendarahan pasca melahirkan, mempercepat berat badan ibu kembali seperti semula, dan mengurangi resiko kanker payudara dan kanker rahim di masa yang akan datang, dengan izin Allah ta’ala. Fakta membuktikan. ASI lebih hemat, praktis, higienis, selalu bebas kuman, dan tidak bakal basi.
ASI sebagai makanan terbaik bayi, mampu -biidznillah- untuk mencukupi kebutuhan gizi bayi selama 6 bulan pertama kehidupannya tanpa tambahan makanan apapun. Di usia 6-12 bulan, ASI memenuhi lebih dari 60% kebutuhan bayi, dan setelah usia 1 tahun ASI memenuhi sekitar 30% kebutuhan seorang bayi.
Komposisi ASI ideal untuk bayi. ASI juga insya Allah dapat mengurangi resiko infeksi lambung, usus, sembelit, dan alergi. Beberapa penyakit lebih jarang muncul pada bayi yang diberi minum ASI. Tingkat intelegensi (IQ) bayi yang diberi ASI relatif lebih tinggi nilai IQ-nya, bila dibandingkan bayi yang diberi susu formula.
ASI versus Susu Formula
Akhir-akhir ini begitu ramai pembicaraan terkait dengan tercemarnya susu formula oleh bakteri Enterobacter sakazakii. Publik pun was-was, karena bakteri ini dilaporkan dapat menyebabkan radang usus, sepsis (keracunan karena hasil proses pembusukan), dan meningitis (radang selaput otak dan sumsum tulang belakang).
Sebenarnya, bila ibu mencukupkan diri dengan memberikan ASI kepada bayinya, kecemasan saat memilih susu formula tidak perlu melanda. Selain tidak perlu bingung memilih susu formula mana yang aman dari cemaran tersebut, manfaat secara fisik sudah tentu diperoleh sang ibu dan bayinya. Disisi lain, manfaat psikologis (batin) tidak lepas dari genggaman.
Sebagai penutup, dibawah ini adalah beberapa perbandingan antara susu formula dengan ASI. Insya Allah bermanfaat bagi kita semua.
- Kandungan nutrisi ASI paling sesuai dengan kemampuan pencernaan bayi dan kebutuhannya. Sedangkan nutrisi tambahan dari susu formula seringnya dibuat dengan proses enrichment dan kurang dapat diserap dengan baik.
- ASI memiliki banyak sel darah putih dan Immunoglobulin (zat anti bodi). Adapun susu formula tidak mengandung sama sekali sel darah putih dan kadar Immunoglobulin-nya rendah.
- ASI mengandung DHA dan AA dalam jumlah yang tinggi, yang bermanfaat dalam pembentukan sel otak. ASI mudah diserap usus, mengandung lemak ikatan panjang yang menjadi cikal bakal DHA dan AA serta mengandung enzim pencerna lemak. Susu formula tidak mengandung kolesterol, kurang kandungan DHA-nya dan tidak dapat diserap secara sempurna.
- ASI mengandung lactoferrin yang sangat baik untuk usus dan Lysozym yang merupakan enzim antimikroba. ASI pun kaya protein pembangun tubuh dan otak. Sementara susu formula, tidak mengandung kedua enzim tersebut. Kadar proteinnya pun kurang.
- ASI memiliki kadar laktosa (karbohidrat pendukung perkembangan otak) dan oligosakarida (karbohidrat yang mendukung kesehatan usus) dalam jumlah cukup tinggi. Sedangkan susu formula kurang kandungan laktosa dan oligosakarid–nya. Bahkan ada diantaranya tidak mengadung zat tersebut.
- ASI kaya dengan enzim pencernaan seperti lipase dan amilase, kaya hormon (seperti tyroid, prolaksin, dan oksitoksin. Berbeda dengan susu formula, kandungannya sedikit sekali.
- ASI mengandung zat besi, zinc, kalsium, serta anti oksidan yang dapat diserap dengan baik oleh usus bayi. Sedangkan pada susu formula zat tersebut kurang dapat diserap.
- ASI memiliki rasa yang variatif, sesuai dengan makanan yang dikonsumsi oleh sang ibu. Disamping itu, praktis, murah, dan selalu steril. Adapun susu formula rasanya tertentu, membutuhkan waktu dan teknik penyiapan penyajian, relatif mahal serta beresiko tercemar kuman bila tidak tepat penanganannya.
Jadi cukuplah bagi seorang ibu bagi yang ingin menyempurnakan susuannya, untuk memberikan ASI bagi anaknya selama 2 tahun penuh. Dan sebaik-baik bimbingan adalah bimbingan Allah subhanahu wa ta’ala dan Rasul-Nya. Semoga pada kesempatan mendatang kita bisa membahas manajemen laktasi yang mengangkat masalah menyusui secara lebih jelas dan detail insya Allah.
Wallahu A’lam bish shawab.
(Lathifah, dari berbagai sumber)
Dikutip dari Majalah Muslim Sehat ed. 1, Rubrik Teropong : Asi Vs Susu Formula – Islam Menuntunkan Pemberian Asi 2 Tahun Penuh!
"Maka berbicaralah kamu berdua (Musa & Harun Alaihimassalam) kepadanya (Fir'aun) dengan kata-kata yang LEMAH LEMBUT, mudah-mudahan ia ingat atau takut" [TQS. Thoha (20):44]